HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI (HIK)



HIK - Hidangan Istimewa Kristiani:
"Harapan Iman Kasih" ala Paus Fransiskus dan Kerahiman Ilahi


Kerahiman Allah adalah tema yang sering sekali diangkat oleh Paus Fransiskus.

Motto yang dipilih oleh beliau bagi dirinya sebagai gagasan utama pelayanannya sebagai paus berbunyi, "Miserando et eligendo."  Kata-kata ini diambil Paus Fransiskus dari homili St. Beda Venerabilis yang mengomentari Injil Matius tentang pilihan rasul itu oleh Yesus. 

St. Beda berkata begini, “Yesus melihat pemungut cukai itu, dan karena tergerak oleh belas kasihan, Ia memilih dia, sambil berkata, “Ikutlah aku!”

Seluruh homili St. Beda itu memuliakan Kerahiman Allah, sehingga motto Paus Fransiskus dapat diterjemahkan juga begini, “Menatap dengan mata belas kasihan”.


Dalam renungan pada saat “Malaikat Allah”, sesudah dipilih sebagai paus, Fransiskus menyampaikan renungan sambil berkata, “Mendengar kata kerahiman,  mengubah segala-galanya! Inilah yang terbaik, yang dapat didengar: kerahiman mengubah dunia. Sedikit belas kasihan saja menjadikan dunia berkurang dinginnya dan menjadi lebih adil. Kita harus memahami dengan baik kerahiman Allah, Bapa penuh kerahiman itu, yang sedemikian sabar” (17 Maret 2013).

Dalam renungan di saat “Malaikat Allah” pada 11 Januari 2015, Paus Fransiskus berkata begini, “Dunia sekarang membutuhkan belas kasihan dan yang paling utama ialah supaya orang-orang awam
menghayatinya dan membawanya ke dalam segala dimensi dunia. Majulah! Kita sedang mengalami masa kerahiman. Inilah zaman kerahiman!”

Pada amanat masa Prapaskah 2015, Paus Fransiskus mengingatkan, “O betapa saya rindu, supaya tempat-tempat yang dipakai oleh Gereja, khususnya paroki-paroki dan komunitas-komunitas kita, menjadi pulau-pulau kerahiman di lautan ketidakpedulian.

Dalam Imbauannya berjudul "Evangelii Gaudium” (Sukacita Injil”), yang disampaikan paus dalam bahasa Italia, kata kerahiman muncul 31 kali.

Bulla dari Paus Fransiskus tentang Tahun Kerahiman yang dipublikasikan secara resmi pada 11 April 2015, berjudul "Misericordiae Vultus", artinya Wajah Kerahiman.

Beberapa gagasan menarik dalam Bulla Paus:
1.     Kerahiman Allah
Bagaimana manusia dapat mengenal Allah?
Manusia dapat mengenal Allah melalui Putra-Nya yang telah menjadi manusia bernama Yesus Kristus.Allah tidak kelihatan, tetapi wajah-Nya dinyatakan oleh Yesus.Dengan kata-kata, tindakan-tindakan, terutama dengan seluruh hidup-Nya, Yesus telah menyatakan kerahiman Allah, sehingga siapa saja yang melihat Yesus, melihat Bapa juga (Yoh 14:0).
2.     Keistimewaan Wajah Allah
Apa yang istimewa pada Wajah Allah?Kerahiman-Nya!Kekayaan kerahiman ada pada Allah Bapa(“Allah yang kaya akan rahmat/ kerahiman”, Ef 2:4).

Untuk pertama kalinya, kekayaan kerahiman dinyatakan oleh Allah kepada Musa.Sabda-Nya demikian:

“Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru:
"TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya".

3.     Sikap manusia terhadap Kerahiman Allah

Bagaimana manusia seharusnya bersikap terhadap Kerahiman Allah?Manusia seharusnya menatap dan merenungkannya tanpa henti-hentinya.

Sebab:
Ø  karena kerahiman menyatakan Allah Tritunggal;
Ø  karena kerahiman-Nya, Allah selalu mencari manusia  untuk  bertemu dengannya;
Ø  karena kerahiman adalah sumber sukacita,kelegaan, dan damai manusia;
Ø  karena kerahiman adalah hukum dasar yang tertanam dalam hati manusia, asal ia mau memandang setiap orang dengan mata tulus sebagai saudara;
Ø  karena kerahiman adalah jalan yang menghubungkan Allah dengan manusia,membuka hati akan keyakinan bahwa ia selalu dikasihi-Nya, biarpun ia sangat berdosa.

4.     Menatap Kerahiman Allah secara lebih intensif

Adakah saatnya manusia dipanggil untuk menatap Kerahiman Allah secara lebih intensif?Tentu!Hal ini perlu dilakukan supaya manusia menjadi tanda yang menyatakan sikap dan cara Allah Bapa  bertindak.Justru karena alasan ini, Paus Fransiskus memaklumkan Tahun Yubileum khusus sebagai tahun rahmat bagi Gereja.Beliau berharap supaya berkat Tahun ini, kesaksian umat beriman menjadi lebih kuat dan sungguh efektif.

5.     St. Tomas Aquinas tentang Kerahiman Allah
Apa yang dikatakan teolog ternama Gereja tentang Kerahiman Allah?St. Tomas, teolog ternama Gereja, berkata,“Yang menjadi ciri khas Allah ialah Kerahiman dan kerahiman itu mengungkapkan kemahakuasaan-Nya.Jadi, kerahiman Allah bukan kelemahan, melainkan justru tanda nyata kemahakuasaan-Nya.Allah selalu ada dalam sejarah manusia sebagai pribadi yang hadir, dekat, penyelenggara, kudus, dan maharahim.

6.     Perjanjian Lama tentang Kerahiman Allah
Bagaimana Perjanjian Lama bicara tentang Kerahiman Allah?
Dalam Perjanjian Lama, kodrat Allah sering digambarkan sebagai “Dia sabar dan murah hati”.
Ciri-ciri Allah ini terbukti  kebenarannya dalam berbagai peristiwa sejarah penyelamatan dunia, ketika kebaikan Allah ternyata lebih kuat dari hukuman dan malapetaka.

Secara khusus, Kerahiman Allah dimuliakan dalam kitab Mazmur. Contohnya, “Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat” (Mzm 103:3-4).

Dalam Mzm 146:7-9 dapat dibaca begini,
“TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung,
TUHAN membuka mata orang-orang buta,
TUHAN menegakkan orang yang tertunduk,
TUHAN mengasihi orang-orang benar.
TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya”.

Dalam Mzm 136 diceritakan sejarah penyelamatan.
Di dalamnya terus terulang refren, “Sebab untuk selama-lamanya kasih setia-Nya/kerahiman-Nya”.
Semuanya ada di tangan Tuhan. Misteri kasih-Nya yang kekal sungguh tidak terdalami manusia.

Mazmur ini dinyanyikan oleh Yesus sendiri bersama murid-murid-Nya sesudah Perjamuan Terakhir.
Misteri ini tergenapi dengan sempurna oleh Yesus di salib.

7.     Yesus, Sang Kerahiman
Apakah Kerahiman Allah dapat dilacak dalam diri Tuhan Yesus?
Sambil memandang Yesus dan wajah-Nya yang penuh kerahiman, manusia dapat memahami kasih Allah Tritunggal yang dibawa oleh-Nya ke bumi.

“Allah adalah Kasih” (1Yoh 4:8,16). Kasih itu kelihatan, bahkan dapat “diraba” dalam seluruh hidup Yesus. Pribadi-Nya adalah kasih cuma-cuma, kerahiman Allah Bapa sendiri.
Ia tampak dalam berbagai tanda yang dilakukan Yesus demi orang berdosa, miskin, tersingkir, sakit, mendeita. Semuanya dalam diri Yesus berbicara lantang tentang kerahiman Allah.
Dalam diri Yesus ada belas kasihan yang tidak terhingga!

Cukuplah ingat betapa Yesus tersentuh ketika Ia melihat orang lapar (Mat 9:36).
Dengan kuasa kasih-Nya, Yesus menyembuhkan (Mat 14:14).
Ia selalu peduli akan kebutuhan manusia mana pun juga.
Ia membangkitkan putra seorang janda (Luk 7:15).
Orang yang dibebaskan-Nya dari roh jat, disuruh-Nya memaklumkan belas kasihan Allah (Mrk 5:19).
Pemungut cukai, yaitu Matius, dipanggil-Nya karena belas kasihan.

Dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya, Yesus terus menggambarkan Allah yang selalu berbelas kasih, sebagai Pribadi yang tidak pernah menolak siapa pun juga.
Cukuplah dibaca tiga perumpamaan dalam Luk 15:1-32 (tentang domba, uang yang hilang, dan anak pemboros harta ayahnya) untuk yakin akan kerahiman Allah.
Bapa sang anak itu bersukacita karena dapat merangkul anaknya yang sebenarnya sudah mati tetapi hidup kembali.

Menurut Injil, kerahiman adalah kekuatan yang mengalahkan segala masalah.
Sebab Kerahiman Allah mengisi hati manusia dengan kasih, dan menghibur hati yang berduka.

Justru karena Allah itu maharahim, manusia wajib mengampuni dosa tiap sesamanya.
Semua manusia wajib berbelas kasihan.
Jika tidak, mereka bukan anak-anak-Nya.
Pengampunan adalah bukti nyata kasih yang berbelas kasih.

Bagi umat kristen, belas kasihan adalah perintah.
Memang, kadang-kadang sangat sulit mengampuni.
Tetapi, inilah jalan satu-satunya yang harus ditempuh manusia supaya ia berdamai dengan suara hatinya sendiri yang terus mempersalahkannya.
“Berbahagialah orang yang berbelas kasihan, karena mereka akan beroleh belas kasihan”
(Mat 5:7).

Dalam Kitab Suci, belas kasihan menjadi kata kunci untuk memahami semua perbuatan Allah terhadap manusia.Belas kasihan adalah kasih yang nyata dan kelihatan.
Mudah bicara tentang kasih, tetapi tidak mudah berlaku penuh belas kasihan yang selalu harus nyata. Belas kasih menjadikan manusia bahagia, penuh sukacita, dan damai.

Manusia wajib berbelas kasihan , karena Sang Penciptanya tak pernah lelah dalam belas kasih-Nya.

8.     Motto Tahun Yubileum 2015-2016
Apa yang ditetapkan oleh Paus sebagai motto Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi?
Mottonya ialah sabda Yesus sendiri: "Murah hati seperti Bapa."
Dalam Injil Lukas (6:36) tercantum sabda Yesus itu secara lengkap, “Bermurah hatilah seperti Bapamu murah hati.Untuk mampu menjadi manusia penuh belas kasihan, perlu mendengarkan sabda Tuhan, artinya: menemukan waktu, biarpun sebentar saja, untuk merenungkan sabda itu dalam keheningan.

9.     Ziarah Tahun Yubileum
Apa yang menjadi ciri khas sebuah Tahun Yubileum?Ziarah!
Sebab setiap ziarah yang diadakan dengan benar, menggambarkan jalan yang harus dilalui manusia di bumi ini untuk sampai ke Rumah Bapa.

Juga untuk sampai ke Pintu Suci Tahun Yubileum, entah di Roma, entah di gereja keuskupan sendiri yang ditetapkan sebagai gereja Tahun Yubileum, umat beriman perlu berziarah.
Mutu setiap ziarah tergantung dari keterlibatan pribadi dan kesediaan berkorban.

Ziarah Tahun Suci seharusnya menjadi dorongan kuat untuk bertobat.
Dengan melewati Pintu Suci, hendaknya semua anggota Gereja membuka hati agar mampu diliputi kerahiman Allah, sambil belajar hidup berbelas kasih kepada setiap sesama.

Tahap-tahap ziarah suci sebenarnya telah disebut oleh Yesus sendiri, yaitu,
“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi.Janganlah kamu suka mempersalahkan, maka kamu pun tidak akan dipersalahkan; ampunilah dan kamu akan diampuni.Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu.
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Luk 6:37-38).

Tidak menghakimi searti dengan melihat kebaikan  dalam setiap orang. Tetapi, ini belum cukup!
Tuhan menuntut supaya belas kasihan ditunjukkan secara nyata dengan mengampuni  sesama serta memberi apa yang dibutuhkannya secara fisik maupun rohani.
Manusia menerima semuanya dari Tuhan, maka seharusnya ia sungguh murah hati sambil memberi.

Tahap selanjutnya ialah pergi ke “pinggiran-pinggiran” (kota, kampung…) untuk bertemu dengan mereka yang tidak punya,tidak dipedulikan masyarakat, ditelantarkan oleh semua pihak, terutama oleh pimpinan.

Perlu membuka mata untuk melihat segala tanda yang membuat hidup manusia sungguh menyedihkan. Perlu membuka hati untuk mendengar jeritan orang malang. Perlu membawa kebaikan kepada mereka.

Umat kristen tidak boleh menutup telinga terhadap sabda Yesus yang tercantum dalam Injil Matius (25:31-45) tentang mereka yang akan diundang masuk ke dalam Kerajaan Allah dan mereka yang akan dibuang dari kerajaan itu.
Sebab dalam setiap orang yang paling kecil/hina sekalipun, hadirlah Yesus yang miskin, yang ditolak, yang disengsarakan, bahkan dibunuh dengan keji.

10.  Dua puluh empat jam bagi Tuhan
Apa yang diminta oleh Paus Fransiskus sebagai acara khusus dalam rangka Tahun Yubileum?
Beliau minta supaya diadakan 24 Jam bagi Tuhan.
Acara ini akan diadakan serentak di seluruh dunia pada hari Jumat dan hari Sabtu menjelang Hari Minggu Prapaskah IV di semua Keuskupan.
Pada kesempatan itu, umat wajib diberi kesempatan untuk menerima sakramen rekonsiliasi, berdoa secara intensif, dan merevisi hidup rohaninya sendiri.

Lewat sakramen rekonsiliasi, manusia dapat menyentuh langsung Allah yang Maharahim serta memperoleh damai hati.

Salam Hikers.
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux. Be the Light!
@RomoJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255CO.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI UJIAN PRAKTEK KLS VI

RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD, UNTUK BLOK TEST PERTAMA '20/'21

RANGKUMAN AGAMA KATOLIK SD, PERSIAPAN BLOK TEST KEDUA SMSTR 2 2019