MENGENAL TOKOH MUSA


MENGENAL TOKOH MUSA


Pendahuluan

Perjalanan ziarah kita telah sampai pada bagian kitab Keluaran. Dalam keluaran, kita bertemu dengan tokoh besar yaitu Musa.
Adapun Musa adalah seorang yang sangat lembut hatinya lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi . Musa, merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah bangsa Israel.
Ketokohan Musa tercacat mulai dari kelahirannya, kisah drama bagaimana bayi Musa diselamatkan dari rencana pembunuhan bayi oleh perintah Raja Firaun, kemudian Musa diangkat menjadi anak angkat Firaun, dibesarkan di istana Firaun, melarikan diri dari Firaun karena takut ketahuan membunuh seorang dari bangsa Mesir demi membela bangsanya, mengalami "pembuangan" dalam arti pembentukan Tuhan selama 40 tahun di Tanah Midian, kemudain kembali ke Mesir untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju negeri yang baik dan luas, negeri yang berlimpah susu dan madunya. Kemudian Musa pun memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir juga ditandai dengan "perang" antara Tuhan dan Firaun yang diwakili oleh Musa, kisah sepuluh tulah dan kisah-kisah lainnya menyertai keluarnya bangsa Israel, kemudian bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau


 




Nama : MUSA

Arti nama : Orang yang diambil dari air.

Orang tua : Amram (ayah) dan Yokhebed (ibu)
Istri : Zipora anak Yitro
Anak : Gersom dan Eliezer
Saudara : Harun (laki-laki) dan Myriam (perempuan)
Pekerjaan : Pengantara Allah
 Pemberi hukum
 Nabi
 Pemimpin Bangsa
Tempat lahir : Gosyen- Mesir
Tempat wafat : Gunung Nebo-Moab
Umur : 120 tahun

Keluarga Musa

Musa berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram dan ibuny bernama Yokhebed. Musa memiliki dua orang kakak kandung, yaitu Harun dan Miriam. Harun di kemudian hari membantu Musa menjadi juru bicara Musa di hadapan Firaun ketika Musa hendak membebaskan orang Israel. Setelah Israel bebas, Harun menjadi imam besar dari bangsa Israel dalam ibadah kemah Suci. Sementara Miriam kemudian menjadi seorang yang memimpin kelompok Lewi menaikan puji-pujian kepada Tuhan sementara ibadah dijalankan. Miriam  juga merupakan seorang yang pandai menari.


Masa Dewasa


Kehidupan Musa segera setelah dewasa tidak dicatat dalam Alkitab, tetapi tercatat dalam karya dari seorang sejarawan Yahudi, Artapanus, yang menulis "Peri Iudaion" pada akhir abad ke-3 SM, yang dilestarikan dalam tulisan sejarawan KristenEusebius, antara lain:
Pangeran Musa ("Mousos") diadopsi oleh putri 'Merris', anak perempuan Firaun Palmanothes, yang kemudian menikah dengan Firaun Khenephrês (= Sobekhotep IV), "yang menjadi raja atas wilayah di seberang Memphis, karena pada zaman itu ada banyak raja di Mesir."
Setelah dewasa, pangeran Musa mengatur negeri itu untuk Firaun Khenephrês dan menjadi terkenal di kalangan rakyat Mesir.
Pangeran Musa memimpin peperangan melawan orang Etiopia yang menyerang Mesir, selama 10 tahun. Peristiwa ini juga dicatat oleh sejarawan Yahudi-Romawi Flavius Yosefus (37-100 M).
Ketika kembali dan membawa kemenangan Firaun Khenephrês berupaya membunuhnya karena cemburu atas keberhasilan Musa, tetapi Musa "lari ke Arabia dan hidup dengan Raguel, penguasa daerah itu, dan menikahi putrinya."


Melarikan diri dari Mesir


Catatan Alkitab dilanjutkan lagi ketika Musa berusia 40 tahun. Waktu itu ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?" Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa.
Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya. Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.
Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: "Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?" Jawab mereka: "Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba." Ia berkata kepada anak-anaknya: "Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan."
Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu Rehuel memberikan Zipora, anaknya, kepada Musa. Perempuan itu melahirkan 2 anak laki-laki, maka Musa menamainya yang sulung Gersom, sebab katanya: "Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing." dan yang seorang lagi bernama Eliezer, sebab katanya: "Allah bapaku adalah penolongku dan telah menyelamatkan aku dari pedang Firaun."

Kembali ke Mesir untuk memimpin Israel


Selama tinggal di Midian, Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Suatu waktu, ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampai ke "gunung Allah", yakni gunung Horeb. Waktu Musa sampai ke gunung Horeb itu, ia telah berdiam di Midian selama 40 tahun. Sesampainya di sana, malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Dari semak duri berapi itu Allah berbicara kepada Musa. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, abangnya.
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya Paskh atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen) di mana Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi. Pada hari itu yaitu tanggal 15 bulan Nisan (~25 April 1446 SM) bangsa Israel dibawa oleh Musa ke luar dari Mesir.

Membawa Israel keluar dari Mesir


Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Musa kemudian membelah Laut Merah sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.
Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab, bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan, namun Musa dilarang Allah untuk memasukinya, karena pernah berdosa kepada-Nya.

Kematian Musa

Sebelum matinya, naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, (di sisi timur sungai Yordan) yang di seberang Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu.
Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya [Musa]: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada AbrahamIshak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."
Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia [Musa] di suatu lembah di tanah Moab, di seberang Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua bin Nun, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.

Pelayanan

Selama hidupnya, Musa melakukan berbagai fungsi pelayanan, antara lain:

1.Penulis

Musa merupakan penulis (atau penyusun bahan) dari 5 kitab pertama dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab. Kitab-kitab tersebut dalam Alkitab bahasa Indonesia diberi judul: KejadianKeluaranImamatBilangan, dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel. Musa juga menggubah sebuah mazmur, yang termasuk dalam kumpulan Kitab Mazmur, yaitu Mazmur 90.

2. Hakim

Musa mengatur kehidupan seluruh umat Israel, dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel. Namun semakin lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani permasalahan seluruh bangsa Israel yang mengantri untuk diselesaikan permasalahannya dari pagi hingga malam hari. Atas saran Yitro mertuanya, Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-masalah yang cukup besar saja.

3. Pembuat Tabut Perjanjian

Musa, atas perintah Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam tabut perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah. Dalam pembuatan itu, Musa dibantu oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaum Yehuda dan Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan. Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.

 

Peran

Di dalam Alkitab, Musa merupakan seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan.
Musa juga berperan untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai Pribadi yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan pada zaman itu pun Musa dapat bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai disebutkan berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti sepasang sahabat.
Musa juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh belas kasihan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak kesempatan ketika orang Israel memberontak, Tuhan sudah "menawarkan" kepada Musa untuk mengambil jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan menjadikan dari Musa seorang, suatu keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel di hadapan Tuhan.
Namun Musa juga mampu marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh marah kepada orang Israel ketika orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel.

Hubungan Musa dengan Tuhan

Musa dikenal sebagai orang yang dekat dengan Tuhan. Bahkan Tuhan menyatakan bahwa hanya kepada Musalah Dia berbicara berhadap-hadapan, seperti sahabat, tanpa ditutup - tutupi.
Oleh karena itu, Musa mengajar kita perlunya memupuk hubungan dengan Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun dapat bertindak seolah-olah kita melihat Allah! Jika kita melakukannya, kita tidak akan pernah bertindak dengan cara yang membuat-Nya tidak senang. Perhatikan juga bahwa iman Musa ditanamkan dalam dirinya sewaktu ia masih bayi. Imannya cukup dalam untuk bertahan menghadapi ”segala hikmat orang Mesir”. (Kisah 7:22) Benar-benar anjuran yang bagus bagi orang tua agar mulai mengajar anak-anak mereka tentang Allah sejak masa bayi!​—Amsal 22:6; 2 Timotius 3:15.
Rendah hati
Yang patut diperhatikan juga adalah kerendahan hati Musa. Ia adalah ”pria yang paling lembut, jauh melebihi semua orang yang ada di permukaan bumi”. (Bilangan 12:3) Selain itu, Musa bersedia mengakui kekeliruannya. Ia menuliskan kelalaiannya sendiri untuk menyunat putranya. (Keluaran 4:24-26) Ia dengan terus terang menceritakan kegagalannya untuk memuliakan Allah pada satu peristiwa dan hukuman yang serius dari Allah ke atasnya. (Bilangan 20:2-12; Ulangan 1:37) Musa juga bersedia menerima saran dari orang lain. (Keluaran 18:13-24) Bukankah Musa teladan yang bagus untuk ditiru oleh para suami, ayah, dan pria-pria lain yang memiliki wewenang?

Penutup
Ada babebrapa hal yang membuat kepemimpinan Musa layak di contoh adalah :
1. Musa menjalankan kepemimpinan itu atas nama Tuhan, maksudnya Musa memang mendapatkan panggilan itu dari Tuhan, bukan sebuah ambisi pribadi. Panggilan Tuhan itu mencakup visi kepada bangsa Israel. Tentu itu tidaklah mdah bagi Musa, apalagi melihat karakter dan keadaan bangsanya selama ia di istana Firaun.
2. Musa memiliki sifat yang rendah hati, khususnya di hadapan Tuhan. Musa takluk kepada kehendak Tuhan. Musa mendengarkan Tuhan. Musa melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Musa selalu bertanya kepada Tuhan sebelum melakukan sesuatu. Musa tidak gegabah. Musa memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan.
3. Musa memimpin dalam kuasa Tuhan, artinya Musa mengandalkan Tuhan dalam kepemimpinannya.
4. Musa memiliki manajemen kepemimpinan yang baik. setelah mendengar usulan mertuanya, Musa merumuskan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada bangsa Israel termasuk tentang hak budak, peraturan kebaktian, jaminan nyawa sesama manusia, tentang orang-orang tak mampu dan lain-lain
5. Musa mengangkat orang-orang untuk ditempatkan memimpin dibawah kepemimpinannya untuk menjadi pemimpn seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin  lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Perkara-perkara kecil akan diselesaikan para pemimpin yang diangkatnya, perkara-perkara besar akan dibawa ke Musa.
Kualifikasi orang-orang yang diangkat Musa untuk membantu dia dalam memimpin adalah :
1. Cakap mengajar
2. Takut akan Tuha
3. Benci kepada pengejaran suap
 Masihkah ada model kepemimpinan seperti Musa? Musa dalam kepempinannya mendapat pujian dari Tuhan bahwa Musa adalah orang yang paling lembut hatinya dari semua manusia di muka bumi. "Adapun Musa adalah seorang yang lembut hatinya, lebih daripada setiap manusia yang ada di muka bumi" (Bilangan 12:3) Ciri kepemimpina yang lemah lembut dalam ketegasan, kebijaksanaan tentu menjadi dambaan kita semua.

Sumber:
1. AI.Purwa Hadiwardoyo,MSF. Intisari Kitab Suci Perjanjian Lama.Yogyakarta: Kanisius,2019
2. Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab.Jakarta: Lemabaga Alkitab Indonesi, 1992
3. Lembaga Biblika Indonesia.Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta : Kanisius 2002
4. Id.wikipedia.org/wiki/Musa

5. Alkitab.sabda.org/dictionary.php?woed.Musa 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI UJIAN PRAKTEK KLS VI

RANGKUMAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SD, UNTUK BLOK TEST PERTAMA '20/'21

RANGKUMAN AGAMA KATOLIK SD, PERSIAPAN BLOK TEST KEDUA SMSTR 2 2019